Tuesday, October 16, 2018

Seminggu di seputar Kawaguchiko dan Tokyo

Akhirnya, saya kembali dari hiatus yang panjang.

Postingan saya terakhir adalah di tahun 2016, dan sekarang sudah lewat pertengahan tahun di 2018. Lumayan lama juga ya bobok nya. Penyebabnya bukan karena lupa password blog ini, tapi karena telanjur asyik dengan sosial media yang lain. Lagipula ada pekerjaan yang agak sulit ditinggalkan untuk sekedar menulis blog. Jadinya lama kelamaan malas nulis.

Sebenarnya tidak ada di agenda saya tahun ini pergi liburan ke Jepang. Semua terjadi mendadak saja gara-gara teman dekat saya, dia yang semacam 'adrenalin junkie' kalau nemu tiket pesawat promo murah kemana saja. haha

Bulan Mei ini Air Asia buka penerbangan langsung nonstop 7 jam Jakarta-Narita. Teman dekat saya tadi iseng-iseng buka laptopnya, sementara saya di meja sebelah lagi fokus dengan kerjaan. Tiba-tiba dia dengan semangat bilang kalau ada promo tiket ke jepang cuma 1.6 juta. Awalnya saya kurang tertarik karena mikir anak-suami yang bakal ditinggal di rumah, belom lagi ijin kantor, dll. Eh tapi pada akhirnya saya berjodoh ikut ke Jepang selama 7 hari dengan harga tiket yang lumayan murah. Itulah ya, if its meant to be, it will be...

Setelah dapat tiket pesawat, selanjutnya pengurusan visa karena paspor saya bukan e-paspor alias paspor biasa. Dibantu teman saya itu, dokumen-dokumen pengajuan visa pun beres. Tinggal janjian pergi bareng ke agen yang mengurus visa jepang, namanya VFS lokasinya di Lotte Shopping Avenue lantai 4. Pengurusan visa ini mudah dan cepat, hanya 5 hari kerja dan dikenakan biaya 500ribuan (lupa angka tepatnya berapa).

Salah satu tempat yang ingin kita datangi di sana adalah Shibazakura Festival yang berlokasi di sekitar Fuji-san berkisar antara pertengahan April sampai Mei. Semoga bisa terwujud lihat bebungaan sakura pink cantik bermekaran.

Begini kira-kira itinerary perjalanan kita kemarin:

12 Mei 2018, Berangkat dari Soetta Terminal 3 ke Narita
Pesawat take off jam 23:00. Kita bobo selama di perjalanan. Kira-kira jam 10 pagi (waktu Jepang) kita sampai di Narita. 

13 Mei, tiba di Narita Airport, naik bis menuju Tokyo Station untuk ganti bis lagi menuju Kawaguchi Station. Kira-kira kita sampai di Kawaguchi Station jam 4 sore, dan cuaca hujan saat itu. Untungnya hotel tempat kita menginap tidak jauh dari station. Kita menuju hotel dengan sedikit baju agak basah karena kehujanan. Tak apalah yang penting bisa mandi dan istirahat. Nama penginapannya Guesthouse Fujinokura Kawaguchiko. Kita menginap selama 2 malam di sini. Karena hujan terus sepanjang malam dan tidak bisa kemana-mana, akhirnya kita makan malam di restoran tempat kita kita menginap. Menunya ramen panas semangkok. Ditutup dengan minum sake, merayakan akhirnya sampai juga kita di Jepang dengan selamat. haha.

Apa kesan pertama buat saya begitu tiba di Jepang? Toiletnya canggih. 
Sampai butuh waktu lama buat saya liatin tombol pencetan dan fungsinya satu persatu. Ada tombol untuk Stop, tombol bidet, tombol pengering bokong, tombol musik kalau pas di toilet buang hajat berisik, tombol cebok area bokong pun ada lengkap dengan pengaturan kencang lembutnya semprotan! hahah keren amat ya. Belum lagi tisu toilet bisa langsung dibuang dan larut diflush tanpa bikin toilet tersumbat dan mengurangi timbunan sampah. Sungguh teknologi yang amat canggih.


14 Mei, bangun pagi disambut cuaca cerah habis hujan semalaman.
Agenda kita hari ini adalah muter-muter seputaran Kawaguchiko naik bus, melewati dua danau, Danau Kawaguchiko dan Danau Saiko, plus pemandangannya yang cantik. Lalu kita turun di Iyashi No Sato. Di sini semacam desa dimana rumah asli penduduk jepang dilestarikan dan sudah berubah fungsi menjadi museum, toko suvenir, galeri dan restoran. Serunya di salah satu rumah ini menyewakan kimono seharga 1000 yen dan kita bisa pinjam sambil foto-foto cantik dengan latar belakang pemandangan dan Fuji-san yang indah itu.

Setelah puas foto-foto dan makan siang, kita lanjut naik bis balik ke Kawaguchi Station lalu beli tiket kereta menuju Chureito Pagoda berhenti di Shimo-Yoshida station. Kali ini ingin melihat keindahan Fuji-san dari atas kuil Arakura shengen. Perjuangannya luar biasa untuk melihat pemandangan dari atas. Kita naik 400 anak tangga. Lumayan bikin paha kenceng.


Hari semakin sore, melanjutkan perjalanan berikutnya dari Shimo-Yoshida Station kita kembali ke Kawaguchiko Station, ambil jalur blue line, kita pergi ke Oishi Park naik bus. Disini kita duduk-duduk di taman menikmati (lagi-lagi) pemandangan Fuji-san dan danau sambil makan es krim lavender. Sekitar 30 menitan kita duduk sambil melihat turis-turis lain yang sibuk berfoto. Tidak lama petugas taman mengusir pengunjung karena tamannya mau tutup. Padahal masih sore saat itu dan akhirnya kita balik ke Kawaguchiko Station dengan bus yang lumayan penuh. 

15 Mei, Bangun pagi-mandi-sarapan dengan menu makanan yang kita sempatkan beli semalam di Lawson dekat Station, tinggal dipanaskan saja di microwave. Hemat uang dan hemat waktu karena kita mau mengejar bis paling pagi untuk ke Shibazakura Festival. 

Tuh kan ternyata benar, kita berada di antrian paling depan bis menuju Shibazakura Festival. Loket baru buka pukul 8 pagi. Begitu melihat kita datang, si ibu penjual loket berusaha menjelaskan kalau bebungaan yang mekar tinggal sedikit. Tidak lagi cantik rimbun seperti bulan April lalu. Yah mau gimana lagi kan tujuan utama kita memang mau lihat kayak apa sih Shibazakura Festival ini. Akhirnya tetap kita beli tiket daripada penasaran.

Perjalanan naik bis sekitar 30 menitan. Tidak ada macet. Semuanya tertib berkendara. lagipula kalau kita lihat kanan-kiri dari jendela bis, warga jepang tidak seramai Jakarta ya. Orang-orangnya lebih suka di dalam rumah/gedung daripada nongkrong pinggir jalan. 

Sampai di tujuan, apa yang dibilang si ibu loket tadi pagi ternyata benar. Bunga yang mekar tinggal sedikit. Tapi pengunjung lain juga mulai berdatangan dengan bis-bis tour besar. Maka kita gerak cepat langsung ambil spot cantik, foto-foto, dan tidak tertarik jajan di area food courtnya. Kita pilih antri bis lagi untuk kembali ke hotel, check out, ambil koper dan pergi ke Gotemba. Karena dari Gotemba kita mau langsung menuju Tokyo.

Dari Kawaguchi Station kita naik bis menuju Gotemba. Enaknya bis ini ada bagasi untuk tempat koper kita, jadi perjalanan kemanapun naik bis tetap nyaman. Sampai Gotemba kita sewa loker untuk menitipkan koper-koper yang berat ini. Lalu kita berkeliling premium outlet dan makan siang di sana. Tadinya saya berniat beli entah sepatu atau sport bra olahraga, tapi begitu lihat penunjung ruame banget selera belanja langsung drop. Hanya teman saya yang berjodoh belanja di sini. 

Dari Gotemba kita cuss ke Tokyo naik bus lagi. Harusnya perjalanan berkisar 1.5 jam, tetapi karena ada kecelakaan di jalan tol perjalanan jadi agak lama, 2 jam lebih. Sampai di Tokyo Station pun sudah kira-kira jam 1930. Dari Tokyo Station kita langsung mencari line kereta yang menuju hotel tempat kita menginap selama beberapa hari ke depan. Hotelnya di daerah Ryogoku, daerahnya pesumo. Nama hotelnya Khaosan World Ryogoku.

16 Mei, hari pertama di Tokyo kita mau pergi ke Asakusa, Sensoji Temple. Dari situ ke Tokyo Sky Tree, lalu ke Odaiba. Sampai di  hotel sudah gelap.

17 Mei, hari kedua kita ke Kawagoe, Saitama. Daerah ini masih di pusat kota Tokyo dan banyak cerita sejarahnya. Banyak kuil, tempat jualan jajanan jadul dan banyak spot lucu untuk foto-foto disini. Pulang dari Kawagoe, kita menuju Harajuku dan Shibuya, strolling around, belanja Daisho, Matsumoto, sampai beli tas ekstra khusus untuk oleh-oleh hahaha. Di Shibuya kita sengaja cari resto goiza yang direkomendasi banyak turis, sampai kebingungan bolak balik sambil buka googlemap tapi akhirnya ketemu juga. Setelah dicoba, rasanya bener-bener enak, murah dan antri walaupun tempatnya nyempil.

18 Mei, hari terakhir di Tokyo sebelum besok kita pulang ke Jakarta. Hari ini kita mainnya agak jauhan dikit, di ujungnya Tokyo, yaitu Yokohama. Yokohama ini semacam Tanjung Priok kali ya karena dekat pelabuhan. Tapi kita gak sangka kalau Yokohama ternyata cakep juga pemandangannya. 

Turun dari station, kita jalan kaki menyusuri Yamashita Park, bunga-bunganya cantik semuanya! pengunjung yang datang dari bayi-bayi ada di dalam stroller sampai guling-guling rumput, remaja anak sekolah sampai manula yang asyik melukis ataupun cuma duduk-duduk piknik sambil menikmati pemandangan pelabuhan. Rasanya adem banget ngeliatnya padahal cuaca lagi panas-panasnya. 

Kunjungan ke Yokohama hanya sampai beli makanan di Lawson, piknik di rerumputan sambil kasih makan burung lalu jalan kaki lagi di bawah cuaca yang amat terik kita ke Red Bricks Warehouse, minum bir sambil ngaso sebentar. Lalu pulang menuju station terdekat. Kita tidak pergi ke Chinatown yang masih satu area. Kenapa? karena panas siang itu dan udah cukup puas seharian keliling di Yokohama.

Pulang dari Yokohama kita mau langsung pulang ke hotel saja, beberes koper karena besok sudah cuss ke Jakarta. Oiya karena ini adalah malam terakhir di Jepang, khususnya di area Ryogoku, areanya pesumo, maka wajib hukumnya kita mencoba makan Chanko Nabe. Menu ini semacam shabu-shabu tapi porsi jumbo alias porsi makanannya pesumo. Eh tapi kita ga seganas itu loh pesan satu orang satu porsi, karena ukurannya besar kita cuma pesan satu porsi bertiga. itu aja lumayan kenyang. Benar-benar culinary experience kali ini.

19 Mei, check out hotel, off to Narita by train, beli oleh-oleh di bandara sekalian ngabisin sisa recehan yen, menikmati perjalanan udara selama 7 jam nonstop. Dadah babay Tokyo sampai ketemu lagi ya!


Thursday, May 19, 2016

Urus paspor anak di Kanim Tangsel



"Anak itu penuh kejutan ya. Amunisi stok sabar harus full setiap hari" @cyyndewii

Dibalik cuitan 17 May 2016 10:22 am, ada curhat panjang mamak disini. Begini kejadiannya...

Senin, 16 May 2016
Dari semalem udah niat mau bikin paspor si adek hari ini. Ternyata berbarengan dengan kasus robohnya jalan tol BSD karena ketabrak truk crane, imbasnya jalanan BSD macet total. wedew. Untungnya Kanim Tangsel gak terlalu jauh dari rumah, kita dapat nomor antrean 354 (dibaca: urutan ke-54). 

Yang kedua, anak yang mau dibikinin paspor harus hari itu juga dibawa karena setelah cek berkas, lanjut ke proses foto sekalian. Daaaaaan si adek telanjur dititip daycare, mau dijemput udah keburu males karena macet banget. Akhirnya gak jadi antri, nomer antrian saya balikin ke petugas tapi formulir saya bawa pulang dan diisi di rumah.

Selasa, 17 May 2016
Formulir permohonan sudah diisi dari semalem, berkas persyaratan juga sudah lengkap. Kita berusaha datang lebih pagi dari kemaren, supaya dapet antrian yang gak terlalu jauh. Adek pagi-pagi sudah siap diangkut, lengkap dengan cemilannya dan batrei hp full buat nonton video lagu-lagu anak manakala bosan nunggu.

Kita dapat nomor antrian 324. Hari itu Kanim Tangsel padet banget. Banyak juga yang bawa anak-anak. Sebelum dipanggil nomor antrian, Petugas memberikan briefing dulu mengenai tata cara permohonan paspor. Setelah itu baru pemanggilan nomor antrian untuk proses pertama: cek kelengkapan berkas di lantai 1 selanjutnya proses foto paspor di lantai 2.

Pada saat menunggu untuk difoto yang lumayan lama banget, si adek sempat agak rewel dan bosan. Senjata pamungkas pun keluar, nonton video lagu anak di hp. Lalu nama adek dipanggil. Kita masuk ke ruangan yang bisa dibilang sempit. Ada 2 petugas di situ, laki-laki semuanya. 1 orang bertugas memasukkan data,  1 lagi urusan foto. 

Si adek dari awal masuk ke ruangan itu kelihatan gak nyaman, saat ini juga saya baru ingat GAK BAWA MAINAN! gawat. Saya lihat di meja petugasnya juga tidak ada mainan untuk pengalih perhatian anak. Dan bener aja, usaha petugas mainin staples buat ngalihin perhatian adek, gagal. si adek takut lihat kamera yang lensanya maju mundur sendiri alias auto focus. 

Adek nangis kejer, saya, baba dan petugas udah berusaha semaksimal mungkin menghibur dan mengalihkan perhatian, tapi gak ada yang sukses. Petugas menyarankan supaya si adek bobo dulu, mungkin dia lelah...

Keluarlah kita dari ruangan foto dengan muka pasrah. Mamak laper, langsung menuju warung soto sebelah Kanim persis, Trus si baba ambil stroler di mobil, gak lama si adek bobok di depan warung soto hahaha.

Sekitar 30 menit, adek bangun. Posisi saya lagi di toko bayi masih di kompleks ruko yang sama, lagi nyari mainan buat sesi foto ulang. Buru-buru kita bawa lagi si adek langsung naik ke lantai 2. Ternyata mood adek masih sama. Ngambek, nangis. Dibujuk rayu pakai mainan pun ga mempan. Saat itu sudah jam 11 siang. Saya dan baba telanjur ijin 1/2 hari dan harus balik kerja.  

Pada akhirnya petugas kasih kesempatan ke kita buat besok pagi datang lagi untuk foto. Langsung foto, gausah pakai antri. Yasudah, akhirnya si adek kita balikin ke daycare dan kami balik ke tempat tugas. Dalam perjalanan pulang, saya sudah berencana bakal bisik-bisikin afirmasi positif ke adek sebelum tidur malam nanti supaya besok pagi lancar proses fotonya.

Rabu, 18 May 2016
Hari ini gak lupa bawa bekal aneka mainan. Juga amunisi doa dan usapan diselipin bujukan positif buat si adek supaya nanti pinter pada saat foto.

Begitu sampai di Kanim, saya bertemu petugas yang kemarin dan sempet rikues boleh gak tuker petugas yang lain kalau ada, supaya si adek gak trauma. Ternyata jawabnya, petugas yang kemaren gak masuk, hari ini diganti petugas perempuan, ibu-ibu. Yeaaaaaaaaayy....jauh di dalam hati saya girang bukan main. Iyah saya cinta ibu-ibu!

Bener kan, ternyata ibu petugasnya sabar banget  dan paling penting si adek gak grogi liat kamera yang maju mundur otomatis itu. Saya sampai tahan napas waktu kamera nyari fokus muka si adek, sampai terdengar bunyi 'cekrek'. Muka adek di komputer jelas, gak burem dan gak lagi nangis. Semua bernafas lega. Puji Tuhan sesi foto berhasil. 

Jam 0825 pagi di saat orang-orang masih hiruk pikuk proses berkas di lantai 1, kita sudah turun dari lantai 2 dengan senyum girang sambil bawa slip pembayaran yang harus dilakukan via BNI. Mission accomplished.

Sedikit tips buat ortu yang mau urus paspor anak:
- siapkan kelengkapan fotokopi dokumen: KTP ortu, KK, akte nikah, akte lahir, paspor ortu
- jangan lupa bawa dokumen asli tsb untuk ditunjukkan ke petugas
- bawa meterai 6000 untuk surat permohonan
- bawa makanan, cemilan dan mainan
- minta ke petugasnya supaya anak foto lebih dulu, sukur-sukur diijinin.
- usahakan anak dalam keadaan nyaman dan mood baik. perut kenyang dan lagi gak ngantuk
- stok sabar yang banyak

Biaya pengurusan : Rp. 355,000.-

Lama proses : 3 hari paspor jadi (setelah pembayaran dilakukan)



Alamat Kantor Imigrasi Tangsel:
Ruko Golden Boulevard Blok E No. 5-6
(Samping klinik kecantikan Natasha)
Kantor Imigrasi ini tidak melayani permohonan paspor online, tetapi harus datang sendiri alias 'walk-in'.

Tuesday, April 26, 2016

Banana Oatmeal Cake

Punya pisang benyek tapi sayang dibuang?

atau mau bikin cake tapi ga punya mixer?

ini ada resep banana oatmeal cake. gampang ga usah pakai mixer, modal spatula aja sama semangat ngaduk.



Banana Oatmeal Cake

3 buah pisang yang sudah kematengan. (kulit luarnya mulai menghitam)
100 gram tepung serba guna
90 gram oatmeal instan
100 gram gula palem
75 gram margarin cair
2 butir telur - tambahkan vanila esens 1/2 sdt, aduk pakai whisker
1/2 sdt garam
1/2 sdt baking powder

Oke siapkan 2 wadah untuk proses berikut,

Adonan basah:
hancurkan pisang dengan whisker sampai lembut aduk dengan gula palem
tambahkan margarin cair, aduk
tuang telur, aduk rata

Adonan kering:
tuang tepung serbaguna, oatmeal, garam, baking powder. aduk rata semuanya.

Tuang adonan basah ke dalam adonan kering sambil diaduk rata, lalu setelah tercampur semua bisa ditambahkan choco chips atau kismis sukasuka aja.

Panggang di oven selama 30 menit di suhu 180 derajat celcius. atau sampai terlihat ada retak di permukaan cake.

Setelah matang, tunggu agak dingin baru dikeluarkan dari loyang.

ini enak buat ngemil sore atau bekal sarapan :)

Monday, April 25, 2016

Cinemaxx Junior Karawaci



Hari Minggu kemarin adalah pengalaman pertama coba nonton di bioskop khusus anak-anak. Seru sih konsepnya, orang tua bener-bener diajak 'masuk' ke dunia anak. Auranya fun banget. Pengunjung yang kebanyakan bocah semuanya terlihat sumringah. Termasuk si kakak dan kokofan, kakak sepupunya.

Jadwal film yang ditonton jam 1330 sebenernya, tapi jam 1200 kita udah sampai di parkiran gedung dan buru-buru menuju Cinemaxx karena gagal booking via handphone. Takut ga dapet tiket! kasian kan bocah udah jauh-jauh ga jadi nonton. (ternyata menurut info petugasnya: pembelian tiket baru bisa via laptop atau PC, lewat HP gak bisa).

Sampai di depan loket, yang tersisa tinggal deretan kursi warna ungu-cinema seat, kursi standar nonton bisokop. Bean bag deretan depan udah full, reclined-sofa/lounger juga penuh, apalagi sofa bed deretan belakang. Yasudah akhirnya kita booked deretan kursi standard, yang penting anak-anak gak keberatan.

Selesai urusan tiket, kita sempatkan makan siang dulu karena kan masih lama filmnya dimulai lagipula sudah jamnya makan siang. 

Setelah kenyang makan, Jam 1310 kita buru-buru naik lagi ke Cinemaxx karena kita pikir sebelum filmnya mulai masih bisa main dulu di arena playground. Sayang kan kalau waktu mainnya cuma sebentar trus kepotong film mulai jam 1330.

Daaann....ternyata kita salah mengerti. Jam 1330 itu bukan waktu film diputar, tapiiiiiiiii waktunya anak-anak boleh masuk arena playground untuk main dulu selama sejam. yak bener! SATU JAM puas-puasin main dulu lalu setelah itu ambil posisi duduk manis dan film diputar jam 1430. omaigat lama ya hahahaha.

Beberapa hal seru yang saya amati di Cinemaxx Junior selama nemenin anak main adalah:

- anak-anak yang sudah kelas SD ke atas bisa menikmati permainan macam trampolin, flying fox, perosotan tertutup/tube sliding, sarana panjat-panjatan. Sementara yang masih batita seperti si adek bisa main di toddler area kayak kolam bola di dalam bioskop aja udah seneng banget.

- ada toilet yang bersih dan ruang menyusui yang nyaman

- petugas penjaga anak bermain yaitu si mbak dan si masnya juga cukup sabar dan ramah.

Cuma ada satu yang saya sayangkan disini, setelah film selesai diputar bioskop anak-anak disini ga ada bedanya dengan bioskop lainnya, banyak sampah di lantai dan kursi yang ditinggalkan pengunjung. Padahal apa salahnya mengajarkan anak-anak sejak dini untuk mengumpulkan sampah sebelum keluar bioskop atau bisa sambil dibantu mas-mas petugas siap dengan kantung sampah besar sambil mengucapkan "terima kasih atas kunjungannya" , kan asik tuh bisa sekalian mendidik anak-anak untuk peduli buang sampah di tempatnya sejak kecil.  Well, sekedar saran sih.

Menuju ke pintu keluar bioskop, anak-anak masih diberikan souvenir dari Cinemaxx loh. Ada tabung yang isinya pensil warna dan kertas gambar. Sudah pasti mereka senang sekali :)

Buat kami dan anak-anak, pengalaman di Cinemaxx Junior kemarin sangat puas dan menyenangkan. Semoga Cinemaxx Junior bisa buka cabang di kota lainnya ya :)


Oya, untuk jadwal film dan harga tiket silakan klik disini ya.






Tuesday, March 15, 2016

Cerita si kakak dan si adek

 si kakak dan si adek yang lagi main bareng


Sudah bulan ketiga di 2016, baru satu postingan doang hihihi. Puji Tuhan semuanya berjalan lancar. Masih diberi kesehatan dan rejeki sampai hari ini. 

Kakak bulan lalu genap umur 6 tahun. Makin ceriwis seperti biasa, banyak pertanyaan keluar dari mulutnya apalagi sejak getol-getolnya dibeliin buku semacam ensiklopedi anak yang di dalamnya banyak gambar menarik tentang pengetahuan umum. Gara-gara buku itu, si kakak tiba-tiba suka kasih kuis mendadak ke mama atau si mbak, kayak gini:

kakak : "ma, apa yang terjadi kalau kita makan buah bit banyak-banyak?"
mama: "sakit perut"
kakak: "bukaaann, mama salah...mama gatau kan?" *dengan gaya tengil sotoynya hahaha
mama: "trus apa dong kak?"
kakak: "kencing kita jadi merah ma, kayak buah bit"
mama: "oooo gitu" *lumayan guna juga nih kuis dadakan, jadi tau*

oya, selain pertanyaan-pertanyaan yang ajaib, ada juga kelakuan si kakak yang aneh-aneh. Misalnya gini, suatu hari saya periksa buku agenda sekolah kakak. Di dalamnya ada tulisan gurunya kayak gini:

Dear parents,
untuk diketahui, hari ini saat pelajaran bahasa inggris, 
Matteo membuka ritsleting rok temannya yang bernama ......
demikian disampaikan untuk diketahui oleh orangtua.

Terus mata mama melotot dong. zoom in zoom out kayak sinetron. nah kalo untuk kasus di atas kasih aja ke babanya deh biar dia yang nasehatin plus investigasi hahaha. 

Itu sedikit cerita si kakak. Kalau si adek? adek udah hampir 18 bulan akhir bulan ini. Makannya masih gembul, masih menyusu sama mama juga hehe, Sekarang lagi suka manjat-manjat meja, kursi, nakas, laci plastik, semua dipanjatin. Kalau sudah berhasil manjat sampai di atas trus senyum deh dia sambil bersuara hooo..hooo gitu. kayak orang indian manjat bukit sambil doa minta hujan.

Si adek ini juga lagi dalam masa 'separation anxiety'. Kalau mamanya gak kelihatan mata dia sedikiiitt aja, kayak ditinggal mama ke wc, nangisnya bisa sediiiiih banget. Pernah saya diemin aja karena saking kebelet pup dan butuh konsentrasi eh si adek nyusul sambil nangis trus gedor-gedor pintu kamar mandi. Akhirnya ikutan nemenin mama pup sambil dipangku hahahahha nasib...nasibb...

Kelakuan bocah emang suka bikin geleng-geleng kepala saking ajaibnya. Tapi di balik itu semua saya bersyukur masih diberi kesempatan menikmati perjalanan menjadi ibu untuk dua anak laki-laki kesayangan. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, amin.

Sunday, January 17, 2016

Mama me-time



 Sejauh-jauhnya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sesibuk-sibuknya mama kerja, akhirnya me-time juga. Ga nyambung ya? iya.

Menjadi seorang mama bukan berarti sibuk terus ngurus rumah tangga, tapi perlu juga maintain hubungan dengan teman-teman terdekat alias sahabat. Biasanya menjaga silahturahmi bisa dengan bikin grup kecil di hp, ngadain arisan, traktir makan pas ultah, ngabur makan siang bareng, ngopi cantik, nyalon bareng sampai plesiran bareng.

Tercetuslah ide untuk plesiran bareng-bareng, karena terakhir mamak-mamak me-time itu udah 2 tahun yang lalu. Udah lama juga kan. Kali ini idenya ga usah jauh ke luar negeri, karena anak saya yang nomer dua baru 1 tahun. Dan pergilah kita ke Bali, tepatnya di daerah Sanur. Kenapa pilih Sanur, karena ingin menikmati liburan sebenarnya ala orang dewasa yang cuma leyeh-leyeh, makan, santai, berenang, naik sepeda, ngopi, tanpa hiruk pikuk dugem. Gilak ya udah tua kita hahahha...

Kita nginap di Klumpu Bali Resort. Bener-bener hidden gem tempatnya. ga nyesel, persis sesuai prediksi liburan yang kita bayangin. 

Villanya ga gede kok, cuma 7 kamar kalo ga salah, dengan kolam renang di tengah-tengahnya cukup nyaman buat liburan kita yang emang pengen sepi-sepi aja. Kita sewa 1 kamar untuk 4 orang buat nginap 2 malam. Model kamarnya juga eksotis gitu, bangunannya kayak lumbung. Bersih, kamar mandi luas dan tinggal dua langkah doang buat nyebur ke pool. haven!

Ga usah khawatir kalau mau nyari makanan, tiap pagi dapet sarapan, tinggal pilih mau ala intercontinental, american, english atau asian breakfast. Kalau siangnya males keluar, makan di resto mungilnya juga enak kok masakkannya. Kalau bosen makan di villa, tinggal jalan kaki atau sepedahan keluar cari makan di sepanjang jalan dekat villa banyak makanan enak dari makanan jepang sampai italia ada lengkap.

Buat saya ini liburan yang bener-bener santai...ga sibuk jalan kesana sini, belanja ina inu, atau kuliner ini itu. Liburan yang tenang, nyaman dan berkualitas.

Terimakasih untuk teman-teman terdekat yang udah membuat liburan ini makin memorable...

cheers!

Thursday, October 8, 2015

Tentang Menyusui

Dulu waktu saya melahirkan anak pertama, proses menyusui bisa dikatakan semacam kisah patah hati. Entah apa yang salah saat itu, padahal air susu saya masih deras, memerah asi di kantor juga masih dilakukan, tapi entah kenapa si kakak di tengah perjalanan menyusu seperti 'ngambek' dengan saya. Setiap kali disusui, tidak mau lagi berusaha menghisap puting, malah nangis kencang. Sudah dirayu, dialihkan, digendong dulu, disayang-sayang lalu disusui lagi pun tak mempan. Istilah kerennya kita berdua mengalami Nursing Strike.

Waktu itu si kakak umurnya sekitar 5 bulanan. Kita sempat ke klinik laktasi untuk konsultasi masalah ini, tetapi hasilnya nihil. Si kakak lebih memilih ASIP yang diberikan lewat dot ketimbang menyusui langsung dengan saya, ibunya. Kalau ditanya bagaimana perasaan saya waktu itu, saya bisa bilang rasanya jauuuuuuuuuuhhh lebih sakit daripada patah hati. Ini serius. 

Lantas berdasar pengalaman itulah saya bertekad untuk tidak mengulang kesalahan yang sama pada si adik, anak kedua. Perjalanan menyusui anak kedua juga tidak bisa dibilang mulus lus. Walaupun sudah punya bekal pengalaman menyusui dengan anak pertama, tetap saja saya harus belajar lagi tentang manajemen ASI dan printilannya. 

Umur si adik akhir bulan ini menuju 12 bulan. Masih menyusui langsung setiap malam tetapi kalau pagi ke siang minum asip pakai dot, dan saya sendiri masih memerah asi satu kali di kantor. Puji Tuhan semua lancar, si adik tidak mengalami bingung puting atau nursing strike dan sejenisnya.

Lalu apa pernah timbul rasa bosan mengulang-ulang kegiatan yang sama yaitu pumping di sela-sela kerjaan kantor? pastilah ada. Percayalah, saya suka malas duluan kalau ingat untuk mulai mompa harus cuci air panas dulu, trus blom lagi durasi mompa yang suka bikin ngantuk. Tapi kembali lagi cuma rasa syukur yang ga ada habisnya masih dikasih ASI deras tanpa masalah bingung puting, nursing strike dll yang jadi semangat saya memompa  di kantor. 

Disiplin memerah asi memang sudah saya tekadkan sejak awal dulu setelah pulang dari RS bersalin. Setiap ada waktu senggang di rumah saat bayi lagi bobo atau lagi kenyang, saya memerah ASI. Saya tahu benar kapan 'prime time' ASI saya lagi penuhpenuhnya. Yaitu beberapa menit setelah makan, dan sekitar tengah malam pas lagi enak-enaknya bobo. 

Menyusui memang butuh perjuangan. Berjuang melawan rasa ngantuk, belum lagi puting lecet , kaki bengkak sampai hampir sebulan lebih, dan stamina tubuh yang belum 'on' karena masih dalam pemulihan waktu pendarahan persalinan kemarin. Puji Tuhan berkat semangat dan disiplin pumping, saya berhasil menyetok ASIP penuh di 1 freezer khusus. Alhasil saking takut terlalu lama stok asip di freezer, saya mulai menawarkan asip ke anak tetangga yang memerlukan, tentunya dengan persetujuan orangtua mereka. Saya senang karna asip saya tidak mubazir.

Beberapa ibu-ibu tetangga yang tau stok asip saya melimpah ruah sempat bertanya apa resepnya. Sebenarnya tidak ada tips khusus yang gimana gitu, saya hanya mengikuti saja petunjuk di buku tentang menyusui yang pernah saya baca lalu dipraktekkan. Udah itu aja.

Nomer satu: berpikir positif. Yakin kalau asi kita pasti cukup untuk si bayi. jangan sekali-kali berpikir asi kita kurang, atau bayi kita gak kenyang. Selalu tanamkan di mindset kalau asi kita PASTI cukup.

Makan yang sehat dan kesampingkan dulu niat diet. Ini penting, selama kita makan yang sehat otomatis kurus sendiri. Menyusui itu bisa menurunkan berat badan lho, jangan kuatir. Makan yang sehat ya bukan makan yang banyak :)

Istirahat yang cukup. Nah yang ini harus pinter-pinter bagi waktu antara jam tidur si bayi dan memerah asi. Kalau saya biasanya ikuti panggilan alam aja, sepules apapun tidur tapi nanti pasti kebangun gara-gara asi yang bengkak dan 'penuh'. berarti itu alarm saya untuk segera memompa asi.

Pilih breastpump yang cocok. Betul kata ibu-ibu menyusui di luar sana, kalau ternyata pompa asi itu cocok-cocokkan. Menurut si ibu A pompa merk anu bagus, tapi buat si ibu B belum tentu. Dan itu saya alami sendiri. Dulu waktu anak pertama saya pakai Medela harmony, tapi begitu hamil anak kedua, dalam jarak 4 tahun saja sudah banyak merk pompa asi baru. Maka saya coba pakai Spectra M1. Untungnya cocok dan buat saya jadi produktif menyetok asip.

Printilan lainnya yang tidak kalah penting adalah memakai baju yang nyaman dan bawa apron kemanapun pergi. Pengalaman saya adalah tidak begitu suka menyusui di ruangan khusus menyusui yang ada di mol karena rata-rata AC nya dingiiinnnn. Saya lebih suka menyusui di restoran atau di manapun asal ruangannya tidak terlalu dingin. Itulah sebabnya perlu buat saya untuk punya beberapa baju khusus menyusui yang nyaman atau apron. 

Terakhir, selamat menikmati menyusui dengan santai bersama si kecil...karena menyusui menciptakan bonding yang bikin kita makin mesra dan makin sayaaaangg sama si kecil....uh jadi kangen :)

Friday, August 7, 2015

Uang jajan



2 minggu sejak hari pertama Matteo jadi anak SD semuanya aman-aman saja. Hanya sedikit perubahan yang kelihatan bikin dia agak 'kaget' yaitu pulang sekolahnya lebih siang dari waktu jadi anak TK dulu. Mata pelajaran makin nambah, tas troli makin berat. Mmenurut laporan si mbak, Matteo begitu sampai rumah habis makan siang langsung bobo. 

Lalu tetiba tadi pagi Matteo minta uang jajan. Dua ribu rupiah. Tadinya saya pikir cuma minta iseng doang, ternyata mintanya serius. Dua ribu rupiah saja. Saya tanya buat jajan apa, "beli kacang garuda" katanya.

Saya masukkan uang lima ribuan dua lembar ke saku seragamnya sambil kasih dia tawaran supaya beli nasi kuning di kantin, jangan kacang garuda. Matteo gak mau, maunya tetap minta dua ribu dan beli kacang garuda. 

Matteo sebenarnya belum tahu nilai uang. Di rumah tidak ada tukang jajan lewat, kalaupun beli cemilan itupun sama kita dan dia tinggal ambil cemilan yang dia suka di rak minimarket, kita yang bayar ke kasir. Dikasih salam tempel atau angpau dari eyangnya pun ga ngeh berapa nilainya. Yang dia tahu, setiap kali dikasih angpau sama siapapun, selalu uangnya saya bagi dua langsung dimasukkan ke dalam celengan Matteo dan Marcello. Jadi walaupun adiknya masih jarang dikasih angpau, tetap saya bagi dua. Supaya si kakak belajar berbagi.

Kembali ke uang dua ribu tadi pagi, saya kasih tawaran lagi. "kak mama kasih uang jajan tapi hanya hari jumat saja ya, senin sampai kamis tidak ada uang jajan."

"kenapa ma?"

"karna uang jajannya buat tabungan di sekolah".  

Di sekolah Matteo dianjurkan 3x dalam seminggu menabung minimal 5 ribu rupiah. Masing-masing murid diberi buku tabungan kecil yang bisa dicatat berapa jumlah uang yang akan ditabung hari itu. Kegiatan menabung ini berlaku dari murid TK sampai SMP.

Matteo mulai protes, katanya teman-teman 'tim-nya' semua jajan. Dia sebutkan nama 'tim-nya' satu pe satu. ada si M, si J, si A. 

Ternyata setelah diinvestigasi lebih lanjut, uang jajan ini ujungnya adalah masalah eksistensi, masalah solidaritas, kesetiakawanan. Kalau gak jajan, kamu bukan bagian dari tim. Kira-kira begitulah ceritanya. 

Pada akhirnya saya tukar uang 5ribuan yang di saku Matteo dengan 1 lembar uang 2ribuan. Dan saya gak sabar nunggu cerita dia siang ini.

Gegara kasus uang dua ribu pagi ini, kok ya tiba-tiba saya pengen ikut seminar parenting kilat. atau punya mertua Ibu EllyRisman. #mamakparnoan.



Tuesday, June 16, 2015

Menggambar

1 hal yang tidak bisa saya lakukan dengan memuaskan sampai dengan saat ini adalah menggambar. Kalau dulu waktu SD rata-rata teman-teman saya paling senang pelajaran menggambar karena bebas berkreasi, berimajinasi, sialnya buat saya menggambar bikin saya mati ide. Bingung mau gambar apa. Imajinasi buat saya itu bukan digambar, tapi diceritakan, iya saya lebih jago mengarang daripada menggambar, tulisan saya bagus loh hahahah. 

Nah atas dasar keburukan saya dalam hal menggambar itulah, maka saya bertekad jangan sampe anak-anak nantinya gak suka corat-coret. padahal kan penting buat melatih kreatifitas anak ya. 

Umur berapa sih biasanya anak sudah suka corat-coret? Mungkin sekitar 2 atau 3 tahun ya saat anak mulai bisa ajeg pegang pensil warna/krayon, dsb. 

Waktu Matteo umur segitu dia cuek sama krayon, pensil, dan alat tulis lainnya. Menggambar atau corat-coret cuma pas di playgroup doang waktu itu, selebihnya di rumah lebih suka nonton tv atau main sepeda, dolan di luar rumah sama anak tetangga.

Untungnya di sekolah TK Matteo ada pilihan ekskul menari, menyanyi, drumband atau menggambar. Dengan semangat saya contreng ekskul menggambar. Iya, ini lebih ke obsesi mamanya biar dia suka menggambar hahaha.

Setiap Jumat malam saya selalu tanya "mana gambar kamu tadi siang, mama mau liat dong" Matteo dengan nada bangga ambil buku gambar dari tas sekolahnya dan nunjukkin ke saya sambil kasih tau kalau ini gambar anu...yang ajarin gambar si kak itu...trus buku gambarnya dimasukkin tas lagi. udah.

Di rumah saya gak pernah lihat Matteo coret-coret asyik di kertas atau buku gambar. Saya pikir anak ini kurang suka nampaknya dengan menggambar. ah yasudahlah, buah jatuh gak jauh dari pohonnya, mungkin dia kayak saya, cuma seneng gambar iseng-iseng doang.

Belakangan saya dikejutkan dengan aktivitas Matteo yang lagi disukainya, Menggambar! awalnya dia minjem buku agenda kampus babanya. trus dia ambil pensil dan coret-coret gambar sambil nyerocos cerita. ma, ini robot putih starwos..*star wars*, ini dart veder yang jahat, wasweswos wasweswos....

Sekarang jadi menggambar dimana-mana, di tas ranselnya pun selalu saya sediakan krayon supaya kalo bosan bisa coret-coret.

notes baba yang jadi korban. gambar star wars troops.


kakak gambar apa? "kebanjiran" katanya


menggambar di kopitiam, lupa bawa kertas gambar. kertas bon jadi sasaran

menggambar pakai cat air

gambar terbaru kakak. peta harta karun.