Tuesday, October 16, 2018

Seminggu di seputar Kawaguchiko dan Tokyo

Akhirnya, saya kembali dari hiatus yang panjang.

Postingan saya terakhir adalah di tahun 2016, dan sekarang sudah lewat pertengahan tahun di 2018. Lumayan lama juga ya bobok nya. Penyebabnya bukan karena lupa password blog ini, tapi karena telanjur asyik dengan sosial media yang lain. Lagipula ada pekerjaan yang agak sulit ditinggalkan untuk sekedar menulis blog. Jadinya lama kelamaan malas nulis.

Sebenarnya tidak ada di agenda saya tahun ini pergi liburan ke Jepang. Semua terjadi mendadak saja gara-gara teman dekat saya, dia yang semacam 'adrenalin junkie' kalau nemu tiket pesawat promo murah kemana saja. haha

Bulan Mei ini Air Asia buka penerbangan langsung nonstop 7 jam Jakarta-Narita. Teman dekat saya tadi iseng-iseng buka laptopnya, sementara saya di meja sebelah lagi fokus dengan kerjaan. Tiba-tiba dia dengan semangat bilang kalau ada promo tiket ke jepang cuma 1.6 juta. Awalnya saya kurang tertarik karena mikir anak-suami yang bakal ditinggal di rumah, belom lagi ijin kantor, dll. Eh tapi pada akhirnya saya berjodoh ikut ke Jepang selama 7 hari dengan harga tiket yang lumayan murah. Itulah ya, if its meant to be, it will be...

Setelah dapat tiket pesawat, selanjutnya pengurusan visa karena paspor saya bukan e-paspor alias paspor biasa. Dibantu teman saya itu, dokumen-dokumen pengajuan visa pun beres. Tinggal janjian pergi bareng ke agen yang mengurus visa jepang, namanya VFS lokasinya di Lotte Shopping Avenue lantai 4. Pengurusan visa ini mudah dan cepat, hanya 5 hari kerja dan dikenakan biaya 500ribuan (lupa angka tepatnya berapa).

Salah satu tempat yang ingin kita datangi di sana adalah Shibazakura Festival yang berlokasi di sekitar Fuji-san berkisar antara pertengahan April sampai Mei. Semoga bisa terwujud lihat bebungaan sakura pink cantik bermekaran.

Begini kira-kira itinerary perjalanan kita kemarin:

12 Mei 2018, Berangkat dari Soetta Terminal 3 ke Narita
Pesawat take off jam 23:00. Kita bobo selama di perjalanan. Kira-kira jam 10 pagi (waktu Jepang) kita sampai di Narita. 

13 Mei, tiba di Narita Airport, naik bis menuju Tokyo Station untuk ganti bis lagi menuju Kawaguchi Station. Kira-kira kita sampai di Kawaguchi Station jam 4 sore, dan cuaca hujan saat itu. Untungnya hotel tempat kita menginap tidak jauh dari station. Kita menuju hotel dengan sedikit baju agak basah karena kehujanan. Tak apalah yang penting bisa mandi dan istirahat. Nama penginapannya Guesthouse Fujinokura Kawaguchiko. Kita menginap selama 2 malam di sini. Karena hujan terus sepanjang malam dan tidak bisa kemana-mana, akhirnya kita makan malam di restoran tempat kita kita menginap. Menunya ramen panas semangkok. Ditutup dengan minum sake, merayakan akhirnya sampai juga kita di Jepang dengan selamat. haha.

Apa kesan pertama buat saya begitu tiba di Jepang? Toiletnya canggih. 
Sampai butuh waktu lama buat saya liatin tombol pencetan dan fungsinya satu persatu. Ada tombol untuk Stop, tombol bidet, tombol pengering bokong, tombol musik kalau pas di toilet buang hajat berisik, tombol cebok area bokong pun ada lengkap dengan pengaturan kencang lembutnya semprotan! hahah keren amat ya. Belum lagi tisu toilet bisa langsung dibuang dan larut diflush tanpa bikin toilet tersumbat dan mengurangi timbunan sampah. Sungguh teknologi yang amat canggih.


14 Mei, bangun pagi disambut cuaca cerah habis hujan semalaman.
Agenda kita hari ini adalah muter-muter seputaran Kawaguchiko naik bus, melewati dua danau, Danau Kawaguchiko dan Danau Saiko, plus pemandangannya yang cantik. Lalu kita turun di Iyashi No Sato. Di sini semacam desa dimana rumah asli penduduk jepang dilestarikan dan sudah berubah fungsi menjadi museum, toko suvenir, galeri dan restoran. Serunya di salah satu rumah ini menyewakan kimono seharga 1000 yen dan kita bisa pinjam sambil foto-foto cantik dengan latar belakang pemandangan dan Fuji-san yang indah itu.

Setelah puas foto-foto dan makan siang, kita lanjut naik bis balik ke Kawaguchi Station lalu beli tiket kereta menuju Chureito Pagoda berhenti di Shimo-Yoshida station. Kali ini ingin melihat keindahan Fuji-san dari atas kuil Arakura shengen. Perjuangannya luar biasa untuk melihat pemandangan dari atas. Kita naik 400 anak tangga. Lumayan bikin paha kenceng.


Hari semakin sore, melanjutkan perjalanan berikutnya dari Shimo-Yoshida Station kita kembali ke Kawaguchiko Station, ambil jalur blue line, kita pergi ke Oishi Park naik bus. Disini kita duduk-duduk di taman menikmati (lagi-lagi) pemandangan Fuji-san dan danau sambil makan es krim lavender. Sekitar 30 menitan kita duduk sambil melihat turis-turis lain yang sibuk berfoto. Tidak lama petugas taman mengusir pengunjung karena tamannya mau tutup. Padahal masih sore saat itu dan akhirnya kita balik ke Kawaguchiko Station dengan bus yang lumayan penuh. 

15 Mei, Bangun pagi-mandi-sarapan dengan menu makanan yang kita sempatkan beli semalam di Lawson dekat Station, tinggal dipanaskan saja di microwave. Hemat uang dan hemat waktu karena kita mau mengejar bis paling pagi untuk ke Shibazakura Festival. 

Tuh kan ternyata benar, kita berada di antrian paling depan bis menuju Shibazakura Festival. Loket baru buka pukul 8 pagi. Begitu melihat kita datang, si ibu penjual loket berusaha menjelaskan kalau bebungaan yang mekar tinggal sedikit. Tidak lagi cantik rimbun seperti bulan April lalu. Yah mau gimana lagi kan tujuan utama kita memang mau lihat kayak apa sih Shibazakura Festival ini. Akhirnya tetap kita beli tiket daripada penasaran.

Perjalanan naik bis sekitar 30 menitan. Tidak ada macet. Semuanya tertib berkendara. lagipula kalau kita lihat kanan-kiri dari jendela bis, warga jepang tidak seramai Jakarta ya. Orang-orangnya lebih suka di dalam rumah/gedung daripada nongkrong pinggir jalan. 

Sampai di tujuan, apa yang dibilang si ibu loket tadi pagi ternyata benar. Bunga yang mekar tinggal sedikit. Tapi pengunjung lain juga mulai berdatangan dengan bis-bis tour besar. Maka kita gerak cepat langsung ambil spot cantik, foto-foto, dan tidak tertarik jajan di area food courtnya. Kita pilih antri bis lagi untuk kembali ke hotel, check out, ambil koper dan pergi ke Gotemba. Karena dari Gotemba kita mau langsung menuju Tokyo.

Dari Kawaguchi Station kita naik bis menuju Gotemba. Enaknya bis ini ada bagasi untuk tempat koper kita, jadi perjalanan kemanapun naik bis tetap nyaman. Sampai Gotemba kita sewa loker untuk menitipkan koper-koper yang berat ini. Lalu kita berkeliling premium outlet dan makan siang di sana. Tadinya saya berniat beli entah sepatu atau sport bra olahraga, tapi begitu lihat penunjung ruame banget selera belanja langsung drop. Hanya teman saya yang berjodoh belanja di sini. 

Dari Gotemba kita cuss ke Tokyo naik bus lagi. Harusnya perjalanan berkisar 1.5 jam, tetapi karena ada kecelakaan di jalan tol perjalanan jadi agak lama, 2 jam lebih. Sampai di Tokyo Station pun sudah kira-kira jam 1930. Dari Tokyo Station kita langsung mencari line kereta yang menuju hotel tempat kita menginap selama beberapa hari ke depan. Hotelnya di daerah Ryogoku, daerahnya pesumo. Nama hotelnya Khaosan World Ryogoku.

16 Mei, hari pertama di Tokyo kita mau pergi ke Asakusa, Sensoji Temple. Dari situ ke Tokyo Sky Tree, lalu ke Odaiba. Sampai di  hotel sudah gelap.

17 Mei, hari kedua kita ke Kawagoe, Saitama. Daerah ini masih di pusat kota Tokyo dan banyak cerita sejarahnya. Banyak kuil, tempat jualan jajanan jadul dan banyak spot lucu untuk foto-foto disini. Pulang dari Kawagoe, kita menuju Harajuku dan Shibuya, strolling around, belanja Daisho, Matsumoto, sampai beli tas ekstra khusus untuk oleh-oleh hahaha. Di Shibuya kita sengaja cari resto goiza yang direkomendasi banyak turis, sampai kebingungan bolak balik sambil buka googlemap tapi akhirnya ketemu juga. Setelah dicoba, rasanya bener-bener enak, murah dan antri walaupun tempatnya nyempil.

18 Mei, hari terakhir di Tokyo sebelum besok kita pulang ke Jakarta. Hari ini kita mainnya agak jauhan dikit, di ujungnya Tokyo, yaitu Yokohama. Yokohama ini semacam Tanjung Priok kali ya karena dekat pelabuhan. Tapi kita gak sangka kalau Yokohama ternyata cakep juga pemandangannya. 

Turun dari station, kita jalan kaki menyusuri Yamashita Park, bunga-bunganya cantik semuanya! pengunjung yang datang dari bayi-bayi ada di dalam stroller sampai guling-guling rumput, remaja anak sekolah sampai manula yang asyik melukis ataupun cuma duduk-duduk piknik sambil menikmati pemandangan pelabuhan. Rasanya adem banget ngeliatnya padahal cuaca lagi panas-panasnya. 

Kunjungan ke Yokohama hanya sampai beli makanan di Lawson, piknik di rerumputan sambil kasih makan burung lalu jalan kaki lagi di bawah cuaca yang amat terik kita ke Red Bricks Warehouse, minum bir sambil ngaso sebentar. Lalu pulang menuju station terdekat. Kita tidak pergi ke Chinatown yang masih satu area. Kenapa? karena panas siang itu dan udah cukup puas seharian keliling di Yokohama.

Pulang dari Yokohama kita mau langsung pulang ke hotel saja, beberes koper karena besok sudah cuss ke Jakarta. Oiya karena ini adalah malam terakhir di Jepang, khususnya di area Ryogoku, areanya pesumo, maka wajib hukumnya kita mencoba makan Chanko Nabe. Menu ini semacam shabu-shabu tapi porsi jumbo alias porsi makanannya pesumo. Eh tapi kita ga seganas itu loh pesan satu orang satu porsi, karena ukurannya besar kita cuma pesan satu porsi bertiga. itu aja lumayan kenyang. Benar-benar culinary experience kali ini.

19 Mei, check out hotel, off to Narita by train, beli oleh-oleh di bandara sekalian ngabisin sisa recehan yen, menikmati perjalanan udara selama 7 jam nonstop. Dadah babay Tokyo sampai ketemu lagi ya!